Yohanes 10: 31-42
Dari
Injil, kita mendengar bagaimana Yesus ditolak oleh orang-orang Yahudi, padahal
bagi merekalah Yesus menujukan warta tentang keselamatan. Bagi mereka, yakni
orang-orang yang menolak-Nya, Yesus menunjukan betapa besar cinta Bapa. Karena
kesatuan-Nya dengan Bapa, Yesus tidak berhenti untuk mewartakan kabar gembira
tentang keselamatan.
Kita
layak untuk berefleksi tentang alasan apa yang mendasari Yesus dalam setiap
karya-Nya itu? Mungkin kita, bila dalam melakukan karya atau tindakan sesuatu –
padahal tindakan itu untuk kebaikan orang lain – ditolak oleh mereka yang
sebenarnya tindakan itu kita tujukan, menghadapi situasi itu kita bisa saja
putus asa. Bisa jadi kita lantas tidak memiliki semangat kembali untuk
meneruskannya. Namun, lain halnya dengan Yesus. Meski berhadapan dengan
orang-orang yang menolak karya-Nya, Ia tetap setia meneruskan kehendak Bapa.
Bahkan karya-Nya itu akan semakin nyata ketika Ia menyerahkan hidup-Nya dalam
peristiwa salib. Sebagai Allah yang menjadi Manusia, Yesus memiliki kebebasan
untuk tidak melakukan atau memberikan keselamatan kepada manusia. Itu adalah
hak-Nya, sebab Ia adalah Allah yang bebas, bebas dalam bertindak, bebas dalam
melakukan segala sesuatu bahkan jika sesuatu itu di luar nalar pikiran manusia.
Di
atas kebebasan-Nya itu, Yesus nyatanya tetap memberikan yang terbaik bagi
manusia. Meski ditolak oleh orang-orang pada jaman-Nya, Ia tetap berkarya. Ia
tetap mengkonkritkan kehendak Bapa yang tertanam dalam Hati-Nya, yakni
“keselamatan manusia”. Di atas kebebasan-Nya itu, ada motivasi mendasar di mana
Allah dalam diri Yesus tetap berkarya bagi manusia. Motivasi itu adalah cinta. Karena cinta kepada
manusia, Yesus tetap berkomitmen mewujudkan kehendak Bapa, meski hal itu
mendapat pertentangan dan penolakan. Karena cinta kepada manusia, Yesus rela
untuk memberikan hidup-Nya bagi manusia, yang dikenal sebagai
sahabat-sahabat-Nya.
Allah
adalah Kasih; dan Kasih itu terlihat pada cinta Kristus yang diberikan kepada
kita. Itulah yang kemudian menjadi rahmat bagi kita, yakni orang-orang yang
percaya pada-Nya. Rahmat dari cinta-Nya itu terus berlanjut setiap hari dan
setiap detik dalam hidup kita. Jika kita selalu menyadarinya, selalu ada alasan
untuk bersyukur atas anugerah cinta yang sudah dan akan kita dapatkan dari-Nya.
Itulah sejatinya yang membuat kita selalu bahagia.
Semoga
Hati Kudus Yesus, selalu memberkati kita. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar