Jika Sabda Berdaya dalam Diri
Tuhan Yesus menyebut para murid-Nya sebagai pribadi-pribadi yang berbahagia.
Mengapa? Ya..., karena mereka dapat melihat dan mendengar Sabda Allah; bahwa
mereka dapat mengalami kebersamaan dengan Sabda Allah, yang telah menjadi
Manusia. Pengalaman kebersamaan secara manusiawi itu menjadi dasar bagi para
murid untuk mengalami pengalaman penyelamatan dalam hidup. Momentum kebersamaan
dengan Sang Sabda yang telah menjadi Manusia menjadikan mereka berbahagia dan
sekaligus mendorong mereka untuk mewartakan kesaksian kabar bahagia-gembira
kepada dunia.
Lantas, bagaimana dengan kita? Marilah sekarang kita coba
untuk merenungkan sikap kita akan Sabda Allah yang sering kita dengar (dalam
setiap liturgi Sabda) dan kita terima Rupa-Nya (yang telah menjadi Tubuh dan
Darah dalam Perayaan Ekaristi). Apakah Sabda Allah sungguh berdaya guna dan
efektif bagi hidup serta tindak sosial kita? Apakah Sabda Allah berpengaruh
positif dalam hidup dan berpengaruh besar dalam kata-kata serta perbuatanku
sehari-hari; secara khusus bagaimana pengaruhnya bagi komunitas, keluarga dan
orang-orang di sekitar?
Jika dalam praksis kehidupan kita tetap setia berdoa
dan membangun relasi yang personal dengan Allah; jika kita mampu membangun
relasi yang baik dengan komunitas, keluarga dan orang-orang di sekitar kita;
jika kita mampu untuk melaksanakan dengan setia dan tanggung jawab setiap tugas
atau pekerjaan yang dipercayakan kepada kita; jika kita peduli dan bertindak
nyata atas kedukaan orang di sekitar kita; itu semua menandakan bahwa kita
sudah menyambut Sabda Allah dengan baik dalam diri. Seperti para murid
mendengar dan melihat, serta menunjukkan panggilan perutusan karena Sabda yang
telah mereka alami; kita jika sudah melakukan beberapa hal di atas pun
demikian. Namun bila yang terjadi sebaliknya, maka kita perlu bertanya pada
diri: “Mengapa Sabda Allah yang sering saya dengar dan terima tidak berdaya
guna”?
Untuk itu, marilah kita berdoa dan mohon kekuatan Roh
Allah dan doa Santo Yoakim serta Santa Anna, orang tua Bunda Maria, supaya kita
mempu merawat dan mengelola Sabda Allah dalam diri sehingga kita mampu menjadi
pribadi yang berkenan bagi Allah, keluarga dan sesama.
Tuhan memberkati.