Jumat, 19 Oktober 2018


Luc 12: 8-12

“Car l’Esprit Saint vous enseignera à cette heure-là ce qu’il faudra dire”.
L’invitation à témoigner de Dieu est un appel aujourd’hui. Cela peut être réalisé en étant reconnaissant pour chaque second du temps.

Selasa, 16 Oktober 2018



BERSYUKUR DAN MENJADI TANDA KASIH




Luk 12: 54-59

Saudara-saudariku yang diberkati Tuhan, saya tertarik ketika memerhatikan beberapa penumpang dalam bis yang biasa saya naiki ketika berangkat atau pulang kuliah. Sebagian besar dari mereka ketika sudah sampai di stasiun yang dituju, dan saat hendak meninggalkan bis, berkata kepada sopir: “Merci” (“Terimakasih”) atau juga dengan berkata “Merci, au revoir” (“Terima kasih, jumpa kembali”). Begitulah kebiasaan penumpang yang ada di sini, yakni selalu mengucap terima kasih atas tanda kasih yang telah diberikan sopir bis berupa pelayanan jasa transportasi.
Ucapan penumpang kepada sopir “Terima kasih” atau “Terima kasih, jumpa kembali”, merupakan ungkapan syukur atas tanda kasih yang telah mereka terima. Tanda kasih itu diterima karena kebaikan jasa sopir, atas kenyamanan perjalanan dan pencapaian tujuan yang diinginkan. Para penumpang sadar betul akan tanda kasih yang sudah mereka terima dan memang sudah layak jika tanda kasih itu dibalas dengan ucapan kasih pula.
Atas pengalaman itu, saya teringat akan nilai hidup yang sudah ditanamkan oleh kedua orang tua saya sejak kacil. Saya ingat bagaimana kedua orang tua selalu mengingatkan: “Jenli, jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada orang yang sudah memberi kamu sesuatu atau sudah membantu kamu”. Saya melihat bahwa nilai hidup yang ditanamkan oleh kedua orang tua saya itu sebenarnya ingin mengajarkan supaya selalu sadar; sadar untuk mensyukuri jika setiap saat saya menerima tanda kasih dari orang lain.
Kesadaran untuk mengalami dengan betul bahwa saya dikasihi adalah poin penting untuk menjadi orang yang selalu bersyukur. Rasanya, Tuhan Yesus dalam Injil hari ini ingin mendobrak kesadaran orang-orang pada jaman-Nya yang mungkin kesadaran untuk mensyukuri rahmat yang mereka terima belum dialami. Sebenarnya mereka -yakni orang-orang yang mendengar Yesus pada Injil hari ini- dihadapkan dengan rahmat agung yang sedang mereka lihat, dengar dan alami. Hanya saja, mereka kurang sadar akan kehadiran Yesus, Mesias, yang saat itu ada bersama dengan mereka. Betul bahwa mereka memang sadar akan tanda-tanda alam, tetapi mereka kurang peka untuk sadar terhadap tanda kasih kehadiran Allah yang berada di tengah mereka. Jika saja mereka sadar akan rahmat agung di hadapan mereka, yakni dalam kehadiran Yesus Tuhan, pasti mereka akan mensyukuri rahmat itu dan pada saat itu pula percaya kepada-Nya.
Saudara-saudariku yang diberkati, Tuhan dalam Injil hari ini sejatinya mengundang kita untuk memiliki kesadaran akan begitu banyak rahmat yang sudah kita terima dari-Nya dan yang juga disalurkan melalui sesama kita, yakni melalui orang tua, anggota keluarga, rekan sekomunitas, rekan kerja, teman sekolah dan lainnya. Kesadaran ini diharap menjadi gerakan hati untuk menunjukkan tanda terima kasih kita kepada Tuhan dengan selalu bersyukur pada-Nya; dan juga kepada sesama yang kita tunjukkan melalui tindakan serta kata-kata yang terpuji. Dengan demikian, kita pun diharap dapat menjadi tanda kasih itu sendiri bagi sesama.

Semoga, Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati saudara dan saudari sekalian. Amin!

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...