Damai Tuhan
Magdalena adalah seorang wanita yang istimewa. Ketika saya
ingat dia, ada satu kata yang terlintas dalam benak tentang dirinya, yakni:
damai sejahtera. Ekspresi yang tenang dan teduh pada wajahnya memberikan kesan
bahwa ia sungguh mengalami damai, walaupun suaminya didiagnosis mengidap
penyakit langka dan kemudian harus berbaring lama di tempat tidur.
Suatu saat, saya bertanya kepadanya, apa rahasia dari
kedamaian yang dimilikinya, ia pun menjawab : « Itu bukanlah suatu hal atau
materi, tetapi seorang Pribadi. Yesus
hidup di dalamku. Tidak ada alasan lain yang bisa menjelaskan ketenangan yang
saya alami di tengah pergumulan hidupku ini ».
Sahabat dehonian yang diberkati Tuhan, damai bagi kita
sebagai orang Kristiani, menunjuk pada hubungan dengan Yesus Tuhan. Tuhan bersabda : « Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai
sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, …. ». Ketika Yesus menjadi Tuhan yang diimani
dan damai-Nya merajai hati kita, maka damai yang Ia janjikan menjadi nyata. Berbagai
hal yang berkaitan dengan pergumulan hidup, seperti penyakit, kesulitan
ekonomi, masalah keluarga, atau pergumulan hidup lainnya mungkin saja akan kita
alami. Namun, berhadapan dengan itu semua, damai sejahtera meyakinkan kita
bahwa Yesus, akan tetap memegang hidup kita di tangan-Nya. Inilah yang
hendaknya menjadi keyakinan kita bahwa Dia bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan.
Sahabatku yang terkasih, pengalaman Magdalena dalam
menghadapi pergumulan dalam hidup, bisa jadi adalah pengalaman kita pula. Magdalena
memiliki keyakinan iman yang teguh bahwa ada pertolongan Tuhan yang membuatnya
tetap merasa damai. Lantas, bagaimana dengan kita ? Saya berharap agar
hari ini kita semua mengumandangkan kata-kata yang pernah ditulis Santo Paulus :
« Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya »,
dan kiranya kita merasakan damai sejahtera itu « terus menerus, dalam
segala hal ».
Hati
Kudus Yesus, berilah kami
damai sejahtera-Mu di setiap waktu dan dalam setiap keadaan hidup kami.
Amin!