Rabu, 24 Juni 2020


Menemukan Sebuah Makna Kebaikan

Matius 8: 1-4.

Kisah penyembuhan yang dibuat Yesus dalam Injil hari ini mengingatkan bahwa ada selalu rahmat di tengah penderitaan: bahwa Allah tidak membiarkan umat-Nya, bahwa Ia berserta dan bersama umat-Nya, bahwa ada kasih yang selalu diberikan kepada umat-Nya. Allah yang begitu menaruh perhatian ini, kita kenal dalam seorang Pribadi yang bergitu Agung, Dia-lah Yesus Kristus, seorang Pribadi yang hadir di tengah sejarah manusia. Pribadi ini adalah Allah sendiri yang hadir di tengah umat-Nya. Tujuannya apa? Tak lain di antaranya adalah bahwa Ia ingin tinggal bersama manusia. Kebersamaan dengan Pribadi Ilahi inilah yang kemudian mendatangkan rahmat; dan rahmat itulah yang menjadi salah satu kisah dalam Injil pada hari ini di mana Ia menyembuthkan orang yang menderita penyakit kusta.
Ada hal yang menarik jika kita mengingat ayat ke-empat dalam Injil hari ini. Setelah disembuhkan dari sakitnya, lalu Yesus berkata kepada orang itu: “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka”. Apa yang diperintahkan Yesus ini mengundang orang yang baru disembuhkan itu untuk memegang perintah Musa. Ini dapat kita temukan dalam kitab Imamat bab 13. Intinya adalah bahwa untuk mendapat pengakuan secara publik, orang yang baru sembuh itu harus pergi ke hadapan imam, karena menurut hukum, imamlah yang harus memeriksanya dan memproklamirkan jika ia benar-benar telah sembuh. Dengan demikian, ia pun dapat diterima kembali ke dalam komunitas atau masyarakat. Hal ini mengingat bahwa dalam masyarakat pada waktu itu, orang yang menderita pengyakit kusta harus diasingkan. Orang melihat bahwa penyakit itu sebagai bentuk dari kenajisan.
Dari apa yang diperintahkan oleh Yesus kita dapat melihat bahwa Tuhan kita adalah contoh orang Yahudi yang sejati. Dia memberikan keteladanan dalam mentaati hukum Musa karena Ia melihat bahwa ada nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya. Dengan menunjukkan diri kepada imam, sebagai bagian dari hukum, Yesus melihat bahwa orang itu pada akhirnya dapat diterima kembali oleh masyarakat dan keluarga. Mengapa? Karena ia mendapatkan pengakuan secara resmi dari pejabat keagamaan. Selain menyembuhkan, ternyata Yesus pun memberikan pengajaran kepada orang itu, untuk menjadi umat Allah yang setia, yakni dengan mematuhi perintah-Nya yang diajarkan Musa. Tentunya, satu hal yang menjadi pertimbangan Yesus dalam pelaksanaan hukum ini adalah bahwa ada nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya, secara khusus bagi orang yang baru disembuhkan itu.
Melaksanakan perintah Allah sebagaimana yang disampaikan oleh Musa merupakan salah satu bentuk ketaatan Tuhan Yesus sebagai orang Yahudi yang sejati. Inilah yang kemudian ia ajarkan kepada orang yang disembuhkan-Nya. Hal ini tentunya juga menginspirasi bagi kita untuk mengingat kembali beberapa peraturan dalam Gereja yang menjadi pendukung dalam kehidupan beriman. Kita sebut misalnya ada lima perintah Gereja yang tentunya kita semua mengingatnya. Terinspirasi pada Injil hari ini, kita pun diundang untuk melaksanakan salah satu bagian dari peraturan Gereja Katolik, yakni lima perintah Gereja. Ada nilai-nilai yang terkandung di dalamanya sehingga itu bukan hanya sekadar perintah belaka. Gereja menawarkan agar dalam melaksanakan itu, kita pun terbantu untuk dapat menjalin relasi dengan Allah dan untuk menghidupi iman dalam persektuan umat. Namun, sebelum jauh masuk ke dalamnya ada satu pertanyaan: “Masihkah kita ingat apa saja lima perintah Gereja itu”?

Semoga rahmat Hati Kudus Yesus, selalu merajai di hati kita. Amin!

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...