Meneladan Yesus
HR Kristus Raja Semesta Alam (Mat 25: 31-46)
Sahabat
Dehonian, dalam Minggu ke-34, yang merupakan minggu terakhir dalam Masa Biasa
penanggalan liturgi Gereja, kita – sebagai anggota dari Gereja Katolik –
merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Khusus dalam perayaan ini, kita
diajak untuk merenungkan Pribadi Yesus Kristus sebagai Hakim di Akhir Zaman
nanti. Ketika kedatangan-Nya untuk kedua kali, Kristus akan mengadili dengan
kekuasaan yang Ia dapatkan sebagai Penebus Dunia.
Ia
sendiri bersabda: “Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang
dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku”. Atas dasar
Sabda ini, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap orang akan “diadili”, mengalami
“proses penyaringan” pada akhir zaman, berdasarkan pada perbuatannya terhadap
orang-orang yang hina dan yang menderita.
Dalam
realitas kehidupan ini, kita menemukan banyak orang yang menderita kelaparan
akan makanan (busung lapar dan kurang gizi). Banyak orang yang menderita karena
tidak dapat meneruskan pendidikannya di bangku sekolah karena keterbatasan
biaya. Banyak orang yang berduka karena “miskin” akan kasih sayang-perhatian
dari sesama atau bahkan keluarganya. Banyak pula orang yang menderita, tidak
hanya menderita secara fisik tetapi juga secara batin, yang membutuhkan
kehadiran sesamanya untuk menolong. Intinya adalah banyak orang yang
membutuhkan bantuan dari sesamanya, termasuk kita.
Sahabat
dehonian yang terkasih, Yesus yang kita imani telah memberikan teladan dalam
hidup-Nya. Kehadiran-Nya menjadi penolong bagi sesama yang membutuhkan
pertolongan. Dia memberikan perhatian terhadap orang-orang yang sakit,
memberikan penghiburan-pengampunan kepada orang yang berdosa, memberikan
pengharapan bagi mereka yang ingin bertobat.
Hadir
menjadi penolong bagi sesama pun Tuhan inginkan dari pihak kita. Saya sendiri,
sebagai pelayan pastoral, berusaha untuk menghadirkan diri sebagai sesama yang
memberikan perhatian – memberikan pertolongan kepada – sesama yang membutuhkan.
Saya teringat ketika ada salah satu umat datang ke pastoran untuk meminta
pelayanan misa Arwah untuk salah seorang keluarganya yang dipanggil Tuhan
seribu hari yang lalu. Dengan semangat ecce
venio – kesiap sediaan – saya berusaha untuk hadir sebagai pelayan yang
siap menanggapi permintaan umat; saya menyanggupinya. Tapi tidak hanya
demikian, ternyata umat itu ingin agar saya duduk sebentar bersamanya untuk
mendengar sharing hidupnya. Saya pun
menyediakan diri untuk itu.
Pelayanan
itu tidak hanya meyanggupi Misa. Dalam praktiknya, pelayanan pun meminta hadir
sebagai pendengar bagi umat yang ingin berbagi keluh kesah dalam kehidupan
mereka. Saya pun bersyukur atas itu semua karena dengan demikian, umat yang
datang tadi tidak hanya mendapat kelegaan bahwa saya bisa memberikan pelayanan
Misa, tetapi juga mendapat kelegaan di mana ia dapat membagikan kisah hidup (yang
selama ini tidak ada orang yang ingin menjadi pendengarnya).
Sahabat
dehonian, bersama dengan Yesus marilah kita menjadi pelopor-pelopor kasih bagi
orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Kita perlu pula terus-menerus
menyatukan diri dalam Yesus melalui permenungan dan doa-doa agar menjadi kuat
dan setia dalam memberikan pelayanan kepada sesama yang membutuhkan. Dengan
demikian, kita pun mewartakan bahwa karena Yesus-lah kita melakukannya. Inilah
salah satu bentuk kesaksian hidup yang menyerukan bahwa Yesus adalah Raja
Semesta Alam, Raja yang rela berkorban bagi keselamatan manusia. Karya-Nya
terus berlanjut dalam diri kita.
Tuhan
memberkati. Amin.