Kamis, 18 Mei 2017

Renungan Singkat Dehonian (26 Mei 2017)
Yoh 16: 20-23a


Sahabat dehonian yang terkasih, dalam Injil yang baru saja kita dengar tadi, Yesus mengatakan bahwa para murid-Nya akan mengalami dukacita. Para murid akan meratapi dan menangisi kepergian Yesus – yang mereka kasihi sebagai Guru dan Sahabat – yang sangat mencintai mereka. Pengalaman ke depan ini menunjuk pada peristiwa di mana setelah kebangkitan, Yesus akan naik ke surga. Meski demikian, dukacita itu akan berubah menjadi sukacita. Walau Yesus meninggalkan, namun Ia sebenarnya pergi untuk memohon kepada Bapa agar mengutus Roh Kudus supaya menyertai tugas pewartaan para murid. Penyertaan Roh Kudus inilay yang menjadikan para murid bersukacita; sebab mereka tidak sendiri.
Sukacita para murid itu perlu kita hayati. Dalam kehidupan ini, tidak sedikit orang yang bersukacita karena kekayaan yang mereka miliki, jabatan yang dipegang (walau tak jarang mendapatkannya dengan mengorbankan iman dan suara hati), popularitas yang disandang, dan kenyataan duniawi lainnya yang sebenarnya memberikan sukacita fana. Semuanya itu sebenarnya adalah sukacita atau kekayaan fana-duniawi yang bias hilang lenyap seketika karena gempa, kebakaran, bencana lain, atau bahkan dicuri orang lain. Jabatan tidak akan selamanya disandang karena suatu saat harus diberikan kepada orang lain. Popularitas tidak akan selamanya bisa dirasakan. Hormat tidak akan selamanya dapat kita terima dari orang lain. Namun, sukacita pernyertaan Tuhan Yesus yang melalui Roh Kudus-lah yang sebenarnya menjadi sukacita sejati.
Kata “Penyertaan Tuhan” dalam bahasa Ibrani menggunakan kata Immanuel/Emmanuel (El=Allah, Immanu=Dengan Kita), mau menekankan bahwa dengan keikutsertaan Tuhan dalam hidup, kita dimampukan dan ditabahkan untuk menghadapi pelbagai badai dan cobaan. Bukan berarti tantangan hidup akan hilang, tatapi penyertaan Tuhan memampukan kita untuk menghadapinya, tidak menghindari atau lari darinya.
Di lain pihak, arti penyertaan Tuhan ini mengingatkan tugas pewartaan kita sebagai orang Kristiani sejati yang diundang untuk mewartakan karya penyertaan Ilahi kepada sesama dan alam semesta. Sukacita penyertaan Tuhan hendaknya kita bagikan kepada orang-orang di sekitar – baik itu dengan berbagi, tersenyum, menyapa dan bahkan memaafkan – agar sesama pun mengalami sukacita yang sama. Sukacita Tuhan itu pula hendaknya kita bagikan kepada alam semesta, yakni dengan mencintai ibu bumi, lingkungan tempat kita tinggal, agar tetap terlihat asri dan menyejukkan. Akhirnya, marilah kita menjadi pribadi yang selalu bersukacita, karena sukacita sejati itu hanya berasal dan dari Allah yang Ilahi.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...