Jumat, 21 April 2017

Renungan Singkat Dehonian (26 Februari 2017)
Yoh 3: 16-21

Sahabat dehonian yang terkasih, setelah beberapa waktu Yesus memulai pelayanan-Nya di bumi, Nikodemus mengakui Yesus ‘sebagai guru yang datang dari Allah’. Terkesan oleh mukjizat-mukjizat yang Yesus lakukan belum lama berselang di Yerusalem, Nikodemus datang malam-malam, untuk menyatakan keyakinannya kepada Yesus dan mempelajari lebih banyak tentang Sang Guru ini. Sebagai tanggapan, Yesus – Sang Guru – memberi tahu Nikodemus suatu kebenaran yang maknanya dalam tentang perlunya seseorang ”dilahirkan kembali” agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. ‘Dilahirkan kembali dalam air dan Roh’ menunjuk pada semangat pembabtisan dalam nama Bapa, Putera dan Roh yang membuat setiap pribadi menjadi manusia baru; manusia yang dibenarkan dan diutus untuk menjadi pewarta keselamatan.
Pada kesempatan itu juga, Yesus mengucapkan kata-kata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Pernyataan Yesus ini mau mengatakan bahwa kasih Allah itu ditunjukkan juga kepada Nekodemus, yang pada saat itu berhadapan dengan Sang Putera. Dalam hal ini, Nekodemus pun tidak hanya mendengar warta keselamatan, tetapi juga mendapat tawaran untuk ‘meng-amini’ undangan keselamatan.
Betapa menakjubkan prospek yang terbentang di hadapan Nikodemus! Ia bisa menjadi rekan akrab Yesus; dapat secara langsung menyaksikan berbagai aspek kehidupan Yesus. Sebagai seorang penguasa masyarakat Yahudi dan guru di Israel, Nikodemus memiliki pengetahuan yang luas tentang Firman Allah. Ia juga memiliki pemahaman yang tajam, sebagaimana terlihat dari sapaan yang ia gunakan untuk Yesus, yakni ‘Guru, Utusan Allah’. Nikodemus berminat pada perkara-perkara rohani, dan kerendahan hatinya sangatlah luar biasa. Pasti sangat sulit bagi seorang anggota mahkamah tertinggi Yahudi untuk mengakui seorang putera tukang kayu rendahan sebagai pribadi yang diutus oleh Allah! Semua sifat pribadi ini sangat bernilai untuk dapat diteladani bagi mereka semua yang ingin menjadi murid Yesus, termasuk kita semua.
Belajar dari Nikodemus, kita pun diundang untuk datang kepada Yesus dengan membangun relasi intim dengan-Nya. Usaha untuk berada dekat dengan Sang Guru mengingatkan kita pada saat di mana Nekodemus datang malam-malam, memilih waktu yang sepi dan tenang. Gambaran ini sebenarnya menunjuk pada saat tepat di mana kita dapat menjalin relasi dengan Dia, Allah kita.
Pertemuan dengan Tuhan, di mana kita dapat dengan jelas mengalami kehadiran-Nya, dapat dilakukan dengan salah satu cara ini, yakni berdoa. Berdoa merupakan jembatan bagi kita untuk berjumpa dengan Tuhan. Doa merupakan sarana komunikasi yang efektif untuk berdialog dengan Tuhan. Sarana ini sangat murah dan mudah dilakukan. Tapi, sayang kita sering mengabaikannya. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita saja; dan lupa untuk sejenak berdoa kepada Tuhan memohon hikmat dan bimbingan-Nya. Oleh sebab itu siapkanlah waktu, kapan, dimana saja dan dalam keadaan apa saja, selalu-lah ingat untuk berdoa kepada Tuhan.
Paulus ketika berbicara tentang doa, ia selalu memberi nasihat, motivasi dan bimbingan supaya setiap orang Kristen pada segala zaman, di semua tempat di seluruh dunia, agar senantiasa berdoa kepada Tuhan. Kepada jemaat di Efesus, Paulus menulis demikian: “…dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus” (Ef 6:18).
Doa adalah tempat dimana kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Di dalam doa kita bisa bersyukur, bahkan curhat dengan Tuhan. Di saat kita berdoa, Tuhan tahu situasi dan keadaan kita; bahwa kita sedang berusaha, berharap, sedih atau bergembira. Dan saat itulah, Tuhan mengerti bahwa kita sebagai anaknya sedang mengandalkan Dia.
Tuhan memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...