Renungan: Pemakaman
Yesus Kristus
Meneladan Yusuf dari Arimatea
Yusuf
akan menjadi penduduk Yerusalem pada saat kematian Yesus, tetapi ia dilahirkan
dan hidup sebelumnya di kota Yudea yang disebut Arimatea. Letak secara tepat
Arimatea ini masih menjadi bahan perdebatan, namun beberapa ahli menempatkannya
di daerah Ramathaim-Zophim di wilayah perbukitan Efraim, di mana di sana nabi Samuel
dilahirkan.
Yusuf
dari Arimatea adalah salah satu anggota Sanhedrin (dewan Yahudi yang sangat
menonjol dan terhormat dan dipimpin oleh para imam besar). Tujuh puluh satu
anggota Sanhedrin adalah orang-orang terkaya dan terkuat di Yerusalem dan di
wilayah sekitarnya. Matius menyebut bahwa Yusuf adalah seorang yang kaya.
Alkitab memang tidak memberikan indikasi apa yang ia lakukan untuk mencari
nafkah, namun, dari informasi yang didapat menyatakan bahwa Yusuf adalah seorang
pedagang barang-barang logam.
Informasi
dari Alkitab yang dapat membantu kita untuk mengenal pribadi ini adalah bahwa Injil
mengkonfirmasi Yusuf sebagai murid Yesus
Kristus. Meskipun dalam hal ini, Yohanes menekankan bahwa Yusuf menunjukkan
jati dirinya sebagai murid dengan cara diam-diam karena takut kepada
orang-orang Yahudi (Yoh 19: 38) sampai pada pemakaman Kristus.
Untuk memastikan
Yesus menerima pemakaman yang layak, Yusuf dari Arimatea dengan berani meminta
Pilatus untuk mendapatkan hak pemakaman jenazah Yesus. Keinginannya itu
berhadapan dengan risiko. Dia tidak hanya mengambil risiko kenajisan ritual
dengan memasuki tempat para penyembah berhala (orang-orang Romawi pada waktu
itu), tetapi bersama dengan Nikodemus, anggota Sanhedrin lainnya, ia juga
berisiko mencemari dirinya di bawah hukum Musa, dengan menyentuh jenazah. Meski
berisiko, namun ia menunjukkan itu sebagai kasih tulusnya bagi Yesus, seorang
Pribadi yang telah menyentuh seluruh kemanusiannya.
Sabahat
yang terkasih, pelajaran hidup dari Yusuf Arimatea yang dapat kita renungkan di
sini adalah kadang-kadang iman kita kepada Yesus Kristus pun sangat menuntut pengorbanan
dan risiko. Tidak diragukan bahwa Yusuf akan dijauhi oleh teman-temannya karena
merawat tubuh Yesus. Namun, ia tetap mengikuti apa yang menjadi kata hati atau
keyakinannya. Melakukan hal yang benar bagi Allah dapat mendatangkan
penderitaan dan pengorbanan dalam hidup ini, tetapi itu akan membawa imbalan
kekal di kehidupan selanjutnya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar