Senin, 18 Juni 2018



Mengasihi Lebih Dahulu
    
Renungan Singkat Dehonian 
Mrk 7: 6. 12-14


Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi.
Sahabat dehonian yang terkasih, Yesus mengajarkan ajaran kasih melalui “Aturan Emas” atau “Golden Rule”. “Aturan Emas” itu pertama-tama memuat ajakan untuk menyadari bahwa setiap manusia pasti ingin diperlakukan baik oleh sesamanya: “segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu”. Yesus menyadari bahwa manusia secara alami mencintai dirinya sendiri. Manusia pada umumnya menuntut rasa hormat, kasih dan penghargaan dari yang lain.
Di lain pihak, keinginan manusiawi secara alami adalah tidak ingin diperlakukan secara tidak baik oleh sesamanya. Tentunya manusia tidak ingin jika tidak dihormati, tidak dikasihi dan tidak dihargai. Manusia secara alami tidak ingin jika kehadirannya tidak diperhitungkan oleh yang lain. Dalam hal ini, Yesus sekali lagi memahami keinginan itu dan menggunakannya untuk mengajari tindak kesalehan kepada sesama. 
Inti dari “aturan emas” adalah tindakan aktif: “perbuatlah demikian juga kepada mereka”; “mereka” di sini menunjuk kepada sesama. Setelah menyadari bahwa keinginan setiap manusia adalah ingin diperlakukan secara baik, maka Yesus mengundang untuk melakukan yang baik itu pula kepada sesama. Ajakan untuk melakukan yang baik kepada sesama adalah gerakan aktif untuk pergi ke luar diri dan mengutamakan yang lain bahkan di atas kepentingan diri sendiri. Yesus mengajari bahwa sebelum mendapatkan perlakuan baik dari yang lain, maka pertama-tama haruslah menjadi pelopor untuk melakukan yang baik terlebih dahulu. Apakah Anda ingin dihormati? Maka hormatilah orang lain terlebih dahulu. Apakah Anda ingin dikasihi? Maka kasihilah orang lain terlebih dahulu. Apakah Anda ingin dihargai? Maka hargailah sesama terlebih dahulu.
Dengan ajaran yang memuat tindakan aktif memulai atau melakukan yang baik terlebih dahulu kepada sesama, Yesus sebenarnya menanamkan dalam diri setiap pengikutnya budaya mengasihi. Memprioritaskan diri sebagai pelaku utama berbuat kasih berarti berusaha untuk menghadirkan diri sebagai pribadi yang memiliki komitmen mengasihi sesama. Dalam hal ini, setiap pribadi diharapkan memiliki tindak kebiasaan yang menjadi milik, yang selalu – secara otomatis – mendahulukan orang lain di atas keegoan atau pun kepentingan dirinya sendiri.
Menaati perintah Tuhan untuk mengasihi sesama merupakan tanda dari Orang Katolik sejati. Dengan memiliki budaya mengasihi dalam setiap kehadirannya di tengah sebuah komunitas, ia mencerminkan kasihnya yang sama kepada Allah. Sebab, setiap orang Katolik mengaku mengasihi Allah dengan juga mengasihi sesamanya. “Jikalau seorang berkata: Aku mengasihi Allah; dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1 Yoh 4: 20). “Aturan Emas” yang diajarkan Yesus merangkum gagasan ini.
Pertanyaannya adalah maukan kita, Anda dan saya, menjadi pelaku budaya kasih sebagai perwujudan dari “Aturan Emas” pada hari ini?
Tuhan memberkati. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...