Selasa, 20 Desember 2016

Gua Natal

Salah satu kekhasan Natal di Gereja Katolik adalah Gua Natal. Dengan Gua Natal, Gereja ingin menghadirkan kembali kisah perjumpaan Allah dengan manusia. Tradisi asal mula Gua Natal berawal dari kisah orang kudus, St. Fransiskus dari Asisi. Pada tahun 1223, Fransiskus mengunjungi kota Grecio untuk merayakan Natal.
Fransiskus menyadari bahwa Kapel Pertapaan Fransiskan di kota itu terlalu kecil untuk dapat menampung umat yang akan hadir pada Misa Natal tengah malam. Jadi, ia mendapatkan sebuah gua di bukit karang dekat alun-alun kota dan mendirikan altar di sana. Dia berharap agar Misa Natal tersebut akan sangat istimewa, tidak seperti beberapa Misa Natal sebelumnya.
St. Bonaventura dalam buku Riwayat St. Fransiskus dari Asisi menceritakannya dengan sangat baik: “Hal itu terjadi tiga tahun sebelum wafatnya. Guna membangkitkan gairah penduduk Grecio dalam mengenangkan kelahiran Bayi Yesus dengan devosi yang mendalam, St. Fransiskus memutuskan untuk merayakan Natal dengan sekhidmat mungkin. Kemudian St. Fransiskus mempersiapkan sebuah palungan, mengangkut jerami, juga menggiring seekor lembu jantan dan keledai ke tempat yang telah ditentukannya.”
Meskipun kisah itu cukup kuno, pesannya sangat jelas bagi kita yang hidup sebagai orang Katolik di jaman sekarang. Kekhasan untuk membuat gua dalam Perayaan Natal ingin mengingatkan kita bahwa Allah yang Maha Agung telah datang ke dunia untuk berjumpa dengan umat-Nya. Ia telah menjadi Yesus kecil yang terbaring di palungan dalam sebuah gua. Kehadirannya sebagai manusia menunjuk dengan jelas bahwa Allah cinta dan ingin mengampuni manusia yang berdosa.


frd. jenli, scj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...