Natal
Bersama Keluarga
Setelah melewati dan memaknai masa persiapan Natal, yakni
masa Adven, kini perayaan kelahiran Tuhan telah tiba. Ada sukacita besar yang
meliputi hati. Sukacita besar itu pertam-tama membawa suasana hati untuk
bersuka cita sebab Allah yang menjadi Manusia dapat dirayakan secara manusiawi,
maksudnya dapat kita rayakan sebagaimana perayaan ulang tahun pada umumnya.
Sukacita itu membawa konsekuensi besar pada peristiwa
pengenangan dan penghadiran Allah yang sudi menyelamatkan umat-Nya dengan
menjadi manusia seperti kita. Hal ini sejalan dengan tema Pesan Natal Bersama
Persekutuan Gereja-gereja Di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja
Indonesia (KWI): “Hari Ini Telah Lahir Bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, Di Kota Daud” (Luk 2:11).
Sukacita yang ditawarkan dalam Natal sepatutnya juga menjadi
sukacita bagi keluarga kita masing-masing. Jika Allah telah menawarkan
keselamatan dalam Diri Yesus Kristus yang menjadi Manusia, maka keluarga pun
seharusnya menjadi wadah keselamatan. Untuk itu, Natal tidak hanya dipandang
sebagai perayaan yang memberikan sukacita secara umum saja, tetapi juga
memberikan nuansa sukacita yang sangat dapat dialami secara nyata, yakni dalam
lingkup keluarga.
Natal bersama keluarga adalah sebuah harapan bagi kita.
Saat-saat di mana banyak dan bahkan hampir semua anggota dapat berkumpul
bersama adalah ketika kita merayakan Natal. Merayakan Natal dalam keluarga
menjadikan Natal itu sendiri memiliki makna yang lebih mendalam. Setidaknya ada
dua poin utama jika kita ingin lebih memaknai Natal dalam keluarga. Pertama, kebersamaan dengan keluarga
untuk merayakan Natal menjadikan Natal itu sendiri sebagai kesempatan untuk
berbagi sukacita. Rasanya, saat inilah sebagai kesempatan yang baik untuk
saling berbagi cerita dan pengalaman meneguhkan. Setiap anggota keluarga diberi
kesempatan untuk saling bercerita dan mendengar. Mungkin kesempatan seperti ini
jarang ditemukan pada hari-hari biasa yang lebih banyak dihabiskan untuk
belajar dan bekerja.
Kedua, kebersamaan dengan keluarga untuk merayakan Natal
menjadikan Natal itu sendiri sebagai kesempatan ber-rahmat untuk saling berbagi
kasih. Saling berbagi rahmat untuk mengasihi adalah wujud konkret dari Natal
karena refleksi tentang Allah yang menjadi Manusia semakin menjadi nyata. Maka,
tepatlah jika dalam suasana Natal, keluarga mengembangkan semangat saling
mengampuni – jika terdapat konflik atau salah paham antar anggota keluarga –
dengan semangat kekeluargaan dan persaudaraan.
Akhirnya, selamat Natal untuk kita semua. Semoga damai Natal
dapat kita alamai dan hadirkan dalam keluarga kita masing-masing. Amin!
frd. jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar