TRADISI Berdoa dalam Keluarga
Apakah dalam keluarga Anda memiliki kebiasaan untuk berdoa?
Apakah dalam keluarga Anda memiliki kebiasaan untuk berdoa rosario bersama?
Apakah dalam keluarga Anda memiliki kebiasaan dalam doa malam bersama? Rasanya
jawaban itu dapat dijawab oleh Anda semua, baik yang termasuk memiliki tradisi
berdoa dalam keluarga atau pun yang tidak memilikinya sama sekali.
Jika diminta untuk memilih dan menjawab pertanyaan ini: “Anda
lebih memilih keluarga yang memiliki tradisi berdoa ataukah lebih memilih yang sebaliknya”?
Tentunya, kalau diadakan survei secara menyeluruh, memilih untuk menjadi
keluarga yang memiliki tradisi berdoa adalah jawaban yang lebih besar atau
lebih banyak. Anda pasti tahu mana yang terbaik!
Memang,
butuh kehendak dan kesetiaan jika mengharapkan bahwa keluarga Anda menjadi
keluarga yang memiliki tradisi berdoa. Kehendak dan kesetiaan di sini lebih
menekankan pada kemauan semua anggota keluarga, yakni: orang tua dan (anak-)
anak. Orang tua memiliki peran penting jika tradisi berdoa ingin digalakkan.
Oleh karena itu, orang tua hendaknya yang menjadi penggagas utama. Dengan
menjadi penggagas utama, orang tua dapat mendidik dan sekaligus mengundang
(anak-) anak supaya memiliki kemauan yang sama. Adanya peran serta semua
anggota keluarga, harapan untuk menjadikan keluarga yang memiliki tradisi doa
bersama dapat dimulai dan dicapai.
Lantas,
apa yang dapat didoakan ketika keluarga berdoa? Beberapa contoh doa yang dapat
dibuat adalah: doa rosario, doa Malaikan Tuhan (lih. Puji Syukur hal. 15), doa pagi (lih. Puji Syukur hal. 48-50), doa sore (lih. Puji Syukur hal. 67-68), doa malam (lih. Puji Syukur hal. 80-82) dan beberapa doa pilihan yang
semuanya dapat dilihat dalam Puji Syukur. Jika dirasa masih kurang bervariasi,
Anda bersama keluarga juga dapat mengambil beberapa doa yang berasal dari Kitab
Suci. Doa-doa pilihan pada Kitab Suci dapat dilihat dalam Kitab Mazmur di mana
beberapa mazmurnya memuat macam-macam doa.
Jika keluarga Anda adalah keluarga yang
memiliki tradisi doa bersama, maka orang tua sebenarnya sudah mengkonretkan dua
tanggung jawab utama. Pertama adalah
menjadikan keluarga sebagai saksi dan teladan sebagai keluarga Katolik sejati. Kedua, orang tua telah mendidik iman
(anak-) anak supaya memiliki kehidupan rohani yang semakin dewasa.
frd.
jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar