Jumat, 14 Oktober 2016

Ngopi Bareng Denny Siregar: Tuhan dalam Secangkir Kopi

Judul Buku     :    Ngopi Bareng Denny Siregar: Tuhan dalam    Secangkir Kopi
Penulis            :    Denny Siregar
Penerbit          :    Noura Books (PT Mizan Publika) – Jakarta
Tahun Terbit  :    2016

Add caption
“Apa yang Anda pikirkan”? Begitulah kata pertama yang didapatkan ketika kita memasuki akun Facebook, sebuah media sosial global yang mengubah banyak budaya manusia dalam berinteraksi, bersosialisasi dan berkomunikasi. Itu adalah sebuah frasa yang tepat. Mengapa? Karena Facebook memberikan kesempatan kepada kita untuk menuliskan ide atau pemikiran apa yang sedang kita pikirkan. Ide atau pikiran biasanya memuat banyak pencerahan; dan harapannya status yang disampaikan dapan menginspirasi banyak orang.
Kira-kira seperti itulah yang menjadikan Denny Siregar tidak membiarkan sia-sia apa yang ditawarkan media sosial Facebook. Kesempatan untuk membagikan apa yang sedang dipikirkan adalah sebuah celah berharga untuk menjadikan banyak insan semakin tercerahkan.
Melalui bukunya Ngopi Bareng Denny Siregar: Tuhan dalam Secangkir Kopi, Denny menulis beberapa ide dan pemikiran pilihan dari sekian ribu status Facebook-nya. Bukunya sangat menarik karena pembahasan ide dan pemikirannya menggunakan bahasa yang sangat ringan, lugas dan kocak. Ada tiga poin penting yang ingin disampaikan.
Pertama, Denny membahas hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Hubungan ini terlihat dari beberapa topik tulisan yang membahas bagaimana setiap pribadi manusia diharap mampu untuk menjadi pribadi yang berkualitas; kualitas itu setidaknya terlihat di mana ia mampu me-manage dirinya sendiri: “Bersabarlah atas urusan dunia. Tersenyumlah, karena rezeki telah dibagi dan urusan telah diatur. Seorang Mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan” (hal. 5).
Kedua, membahas hubungan manusia dengan sesamanya. Hubungan ini lebih bersifat horisontal. Dalam beberapa pembahasan, Denny mengangkat topik-topik atau isu-isu terkini sebagai dasar pembicaraan yang diarahkan kepada tujuan komunitas hidup, yakni perdamaian. Ia menulis: “Berteman dengan orang-orang toleran itu menyenangkan. Mereka tidak perduli apakah mereka sesendok kopi atau dua sendok gula. Buat mereka, kenikmatan itu hanya ketika semua seimbang” (hal. 52).
Ketiga, Denny membahas hubungan manusia dengan Khaliknya. Hubungan ini bersifat vertikal, antara manusia dengan Sang Pencipta. Pembawaan ide yang disampaikan, berkaitan dengan pembahasan yang ketiga ini, cukup sederhana meski dengan kata-kata yang kaya makna: “Kita menganggap kesulitan itu adalah terhimpitnya jasmani, sedangkan Tuhan mungkin menciptakan kesulitan itu sebagai makanan rohani” (hal.172).
Karya Denny Siregar adalah karya yang dapat memberikan pencerahan untuk semua insan yang memiliki ketertarikan pada pemahaman. Rasanya, buku ini sangat baik jika dibaca oleh orang-orang yang ingin mengembangkan diri dan yang siap menjadi pencerah bagi insan lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...