Judul
Buku : Ngopi Bareng Denny Siregar:
Tuhan dalam Secangkir Kopi
Penulis : Denny
Siregar
Penerbit : Noura
Books (PT Mizan Publika) – Jakarta
Tahun
Terbit : 2016
Add caption |
“Apa yang Anda pikirkan”? Begitulah kata pertama yang
didapatkan ketika kita memasuki akun Facebook,
sebuah media sosial global yang mengubah banyak budaya manusia dalam
berinteraksi, bersosialisasi dan berkomunikasi. Itu adalah sebuah frasa yang
tepat. Mengapa? Karena Facebook
memberikan kesempatan kepada kita untuk menuliskan ide atau pemikiran apa yang
sedang kita pikirkan. Ide atau pikiran biasanya memuat banyak pencerahan; dan
harapannya status yang disampaikan dapan menginspirasi banyak orang.
Kira-kira seperti itulah yang menjadikan Denny Siregar tidak
membiarkan sia-sia apa yang ditawarkan media sosial Facebook. Kesempatan untuk membagikan apa yang sedang dipikirkan
adalah sebuah celah berharga untuk menjadikan banyak insan semakin tercerahkan.
Melalui bukunya Ngopi
Bareng Denny Siregar: Tuhan dalam Secangkir Kopi, Denny menulis beberapa
ide dan pemikiran pilihan dari sekian ribu status Facebook-nya. Bukunya sangat menarik karena pembahasan ide dan
pemikirannya menggunakan bahasa yang sangat ringan, lugas dan kocak. Ada tiga
poin penting yang ingin disampaikan.
Pertama, Denny membahas hubungan manusia dengan dirinya
sendiri. Hubungan ini terlihat dari beberapa topik tulisan yang membahas
bagaimana setiap pribadi manusia diharap mampu untuk menjadi pribadi yang berkualitas;
kualitas itu setidaknya terlihat di mana ia mampu me-manage dirinya sendiri: “Bersabarlah atas urusan dunia. Tersenyumlah,
karena rezeki telah dibagi dan urusan telah diatur. Seorang Mukmin hidup dalam
dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan” (hal. 5).
Kedua, membahas hubungan manusia dengan sesamanya. Hubungan ini
lebih bersifat horisontal. Dalam beberapa pembahasan, Denny mengangkat
topik-topik atau isu-isu terkini sebagai dasar pembicaraan yang diarahkan
kepada tujuan komunitas hidup, yakni perdamaian. Ia menulis: “Berteman dengan
orang-orang toleran itu menyenangkan. Mereka tidak perduli apakah mereka
sesendok kopi atau dua sendok gula. Buat mereka, kenikmatan itu hanya ketika
semua seimbang” (hal. 52).
Ketiga, Denny membahas hubungan manusia dengan Khaliknya. Hubungan
ini bersifat vertikal, antara manusia dengan Sang Pencipta. Pembawaan ide yang
disampaikan, berkaitan dengan pembahasan yang ketiga ini, cukup sederhana meski
dengan kata-kata yang kaya makna: “Kita menganggap kesulitan itu adalah
terhimpitnya jasmani, sedangkan Tuhan mungkin menciptakan kesulitan itu sebagai
makanan rohani” (hal.172).
Karya Denny Siregar adalah karya yang dapat memberikan
pencerahan untuk semua insan yang memiliki ketertarikan pada pemahaman. Rasanya,
buku ini sangat baik jika dibaca oleh orang-orang yang ingin mengembangkan diri
dan yang siap menjadi pencerah bagi insan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar