Tradisi
Berdoa dalam Keluarga
Banyak
kesaksian dari beberapa Romo atau suster mengatakan bahwa panggilan dalam diri
mereka muncul karena iman dalam keluarga. Kebiasan orang tua ketika mengajak
mereka berdoa dalam keluarga – entah itu berdoa sore atau malam, berdoa
rosario, berdoa novena, dan doa-doa lainnya – pada kenyataannya memberikan
nilai positif bagi perkembangan iman. Perkembangan iman itu membawa mereka pada
sebuah kesadaran untuk menjadi pribadi pendoa; dan menjadi pribadi pendoa
ditemukan dalam diri mereka, “kaum terpanggil”.
Mungkin,
tidak harus memaksakan munculnya benih panggilan dalam diri anak, sehingga
kebiasaan – atau lebih tepatnya disebut sebagai tradisi – berdoa itu harus
diadakan dalam keluarga. Tradisi berdoa rasanya memberikan kontribusi positif
bagi perkembangan iman anak. Lepas apakah mereka nanti terpanggil menjadi romo,
bruder atau suster; tradisi berdoa dalam keluarga memberi pengaruh posistif
bagi perkembangan keluarga itu sendiri.
Tradisi
berdoa dalam keluarga bukan hanya ritual belaka. Tradisi berdoa memuat peran penting
bagi kehidupan keluarga. Dengan berdoa bersama, antar anggota keluarga dapat
berkumpul bersama. Bukankah itu akan memupuk semangat paguyuban hidup keluarga?
Dengan berdoa bersama, orang tua dapat menunjukkan peran mereka sebagai
pendidik iman anak-anak. Bukankah, anak-anak akan semakin dewasa dan menjadi
pribadi yang semakin beriman pula? Bukankan dengan berdoa bersama dalam
keluarga, keluarga pada akhirnya dapat menjadi teladan bagi keluarga-keluarga
yang lain?
Bukan
menunggu harus nanti, tapi sekarang saatnya bagi Anda untuk mengajak para
anggota keluarga untuk sebentar meninggalkan kesibukan masing-masing dan bersatu
hati dalam doa. Banyak rahmat yang dapat ditimba dari kebiasaan doa dalam keluarga.
Harapannya, keluarga Anda pun demikian!
jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar