Theo-Media
Andrew Byers, dalam bukunya yang berjudul Theo-Media: The Media of God and the Digital Age, memberikan
sumbangan yang bernilai bagi perkembangan dari pembicaraan tentang iman Kristen
dan media digital. Melalui tulisannya itu, dengan amat jelas ia memberikan penghargaan
atas penggunaan sarana media digital.
Theo-Media
dapat dipahami sebagai “media Allah” di mana Ia meng-komunikasi-kan dan
menyingkapkan Diri-Nya melalui ciptaan, perkataan Ilahi, tulisan-tulisan yang
diinspirasikan karya Ilahi dan simbol-simbol tertentu. Peng-komunikasi-an dan
penyingkapan Diri Allah itu menjadi jalan untuk membangun relasi dengan
manusia. Dalam Perjanjian Lama, Ia menggunakan media “kata-kata Ilahi”, baik
secara oral ataupun tertulis. Selain itu, Allah juga berbicara kepada manusia
(Abraham, Yakub, Musa dan para nabi sebagai media-Nya) untuk menyampaikan sabda
Ilahi kepada manusia. Dengan menggunakan media-media itu, Allah membangun
relasi dengan manusia.
Peristiwa
inkarnasi (Allah menjadi manusia Yesus) merupakan poin penting untuk disebut.
Inkarnasi merupakan salah satu puncak dari Theo-Media.
Melalui inkarnasi, Allah meng-komunikasikan Diri-Nya dengan membangun relasi
dan kedekatan secara fisik dengan umat-Nya; dan peristiwa itu terangkum dalam
Diri Yesus. Byers menulis: “Peristiwa inkarnasi adalah tentang Allah yang mencapai
kemungkinan perluasan yang paling jauh melalui cara yang sangat tidak meragukan
untuk membina dan mengalami hubungan persahabatan”.
Jika
demikian, apakah jika Yesus hadir di zaman sekarang akan menyapa manusia
melalui Facebook, Twitter, Instagram, Blog, Google, cable television dan beberapa sarana media digital lainnya? Kemungkinan
bisa saja! Namun, yang patut menjadi pokok refleksi adalah bahwa jika Yesus
(Allah) menciptakan dan menggunakan media sebagai sarana penyingkapan Diri,
maka kita (orang-orang Kristiani) juga diajak untuk menciptakan dan menggunakan
media zaman digital untuk melanjutkan kehadiran Yesus. Pada ranah ini, Byers menekankan: “Jika
diri kita adalah Theo-Media, sebagai
media di mana Allah meng-komunikasi-kan dan mengungkapkan Diri melalui Roh-Nya;
maka blog, status updates, kicauan Twitter,
gambar artistik, dan komentar online
kita harus menjadi produk dari hidup yang ditransformasikan oleh Kristus dan
dihidupi oleh Roh-Nya. Untuk itu, kehadiran dan kegiatan online kita seharusnya menunjukkan kehadiran Allah”.
Dalam beberapa status
updates-nya, Rm. Joko, SCJ telah menjadi Theo-Media dengan mem-posting
renungan-renungan yang dapat memupuk iman dan harapan. Lantas, sudahkah aku
melakukannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar