Jumat, 14 Oktober 2016

Theo-Media

Theo-Media

Andrew Byers, dalam bukunya yang berjudul Theo-Media: The Media of God and the Digital Age, memberikan sumbangan yang bernilai bagi perkembangan dari pembicaraan tentang iman Kristen dan media digital. Melalui tulisannya itu, dengan amat jelas ia memberikan penghargaan atas penggunaan sarana media digital.
Theo-Media dapat dipahami sebagai “media Allah” di mana Ia meng-komunikasi-kan dan menyingkapkan Diri-Nya melalui ciptaan, perkataan Ilahi, tulisan-tulisan yang diinspirasikan karya Ilahi dan simbol-simbol tertentu. Peng-komunikasi-an dan penyingkapan Diri Allah itu menjadi jalan untuk membangun relasi dengan manusia. Dalam Perjanjian Lama, Ia menggunakan media “kata-kata Ilahi”, baik secara oral ataupun tertulis. Selain itu, Allah juga berbicara kepada manusia (Abraham, Yakub, Musa dan para nabi sebagai media-Nya) untuk menyampaikan sabda Ilahi kepada manusia. Dengan menggunakan media-media itu, Allah membangun relasi dengan manusia.
Peristiwa inkarnasi (Allah menjadi manusia Yesus) merupakan poin penting untuk disebut. Inkarnasi merupakan salah satu puncak dari Theo-Media. Melalui inkarnasi, Allah meng-komunikasikan Diri-Nya dengan membangun relasi dan kedekatan secara fisik dengan umat-Nya; dan peristiwa itu terangkum dalam Diri Yesus. Byers menulis: “Peristiwa inkarnasi adalah tentang Allah yang mencapai kemungkinan perluasan yang paling jauh melalui cara yang sangat tidak meragukan untuk membina dan mengalami hubungan persahabatan”.
Jika demikian, apakah jika Yesus hadir di zaman sekarang akan menyapa manusia melalui Facebook, Twitter, Instagram, Blog, Google, cable television dan beberapa sarana media digital lainnya? Kemungkinan bisa saja! Namun, yang patut menjadi pokok refleksi adalah bahwa jika Yesus (Allah) menciptakan dan menggunakan media sebagai sarana penyingkapan Diri, maka kita (orang-orang Kristiani) juga diajak untuk menciptakan dan menggunakan media zaman digital untuk melanjutkan kehadiran Yesus. Pada ranah ini, Byers menekankan: “Jika diri kita adalah Theo-Media, sebagai media di mana Allah meng-komunikasi-kan dan mengungkapkan Diri melalui Roh-Nya; maka blog, status updates, kicauan Twitter, gambar artistik, dan komentar online kita harus menjadi produk dari hidup yang ditransformasikan oleh Kristus dan dihidupi oleh Roh-Nya. Untuk itu, kehadiran dan kegiatan online kita seharusnya menunjukkan kehadiran Allah”.
Dalam beberapa status updates-nya, Rm. Joko, SCJ telah menjadi Theo-Media dengan mem-posting renungan-renungan yang dapat memupuk iman dan harapan. Lantas, sudahkah aku melakukannya?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...