Kamis, 27 Oktober 2016

Resep 8 Keluarga Katolik Bahagia:


Cinta yang Tak Berkesudahan

Jika Anda sekarang adalah seorang suami atau istri, mari saatnya untuk bernostalgia sejenak. Masih ingatkah Anda dengan masa pacaran Anda? Bukankah pada masa itu, dunia serasa milik Anda berdua? Bukankan pada masa itu, Anda selalu berani untuk berkorban demi pasangan Anda – yang sekarang menjadi istri Anda? Pelbagai pertanyaan itu akan mengingatkan pada sebuah pengalaman mencinta; mencinta seseorang yang kini menjadi pendamping hidup dalam membangun keluarga.
 Mungkin jika bukan karena cinta, setiap dari Anda merasa sulit untuk mengerti mengapa Anda berani berkorban dan memilih pasangan hidup. Cinta menjadi dasar untuk berani memilih dan memutuskan “ya” bahwa “dia” adalah pendamping hidupku. Cinta bukan hanya sebatas kata yang tak ada daya, melainkan sebuah realitas yang memiliki daya pacu dan picu hidup berkeluarga. Jika saja semua itu tanpa didasari cinta, mungkin Anda tidak akan hidup bersama dengan suami atau istri yang sampai detik ini menjadi pendamping hidup.
Saya teringat dengan pengalaman beberapa hari yang lalu di mana saya mengunjungi kakak dari teman saya yang sedang sakit dan sedang dirawat di salah satu rumah sakit Jakarta. Memang, sakit yang diderita sungguh akut dan kemungkinan untuk hidup sangatlah kecil. Namun, saya sendiri kagum oleh ibu yang adalah istri dari kakak teman saya yang sedang sakit. Meski tidak hanya sesekali saya melihat guratan wajah kesedihan di muka ibu itu, namun saya takjub oleh penghiburan dan kesetiaan yang dibuat olehnya bagi suami tercinta: “Tetap semangat ya Pak.... besok kita pulang....”. Kata-kata pengharapan itu mungkin bagi saya hanyalah sebatas penghiburan belaka, tapi bagi sang suami, kata-kata itu menjadi motivasi untuk tenang dan bersemangat; sekalipun menahan sakit dan penyakit yang terus menggerogoti raganya.
Saudara-saudariku terkasih, adakalanya Tuhan melatih cinta Anda kepada pasangan hidup Anda masing-masing dengan jalan yang berbeda-beda; dan pengalaman tadi adalah salah satunya. Dengan caranya, Tuhan ingin melatih cinta Anda supaya tidak pupus tergerus oleh pengalaman kegundahan dan tanpa harapan. Tuhan ingin cinta pada pasangan Anda tetap terjaga dan tanpa berkesudahan.Harapannya, Anda dan pasangan hidup Anda pun demikian!


jenli, scj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...