Cinta yang
Tak Berkesudahan
Jika Anda sekarang adalah seorang suami atau
istri, mari saatnya untuk bernostalgia sejenak. Masih ingatkah Anda dengan masa
pacaran Anda? Bukankah pada masa itu, dunia serasa milik Anda berdua? Bukankan
pada masa itu, Anda selalu berani untuk berkorban demi pasangan Anda – yang sekarang
menjadi istri Anda? Pelbagai pertanyaan itu akan mengingatkan pada sebuah
pengalaman mencinta; mencinta seseorang yang kini menjadi pendamping hidup dalam
membangun keluarga.
Mungkin
jika bukan karena cinta, setiap dari Anda merasa sulit untuk mengerti mengapa
Anda berani berkorban dan memilih pasangan hidup. Cinta menjadi dasar untuk
berani memilih dan memutuskan “ya” bahwa “dia” adalah pendamping hidupku. Cinta
bukan hanya sebatas kata yang tak ada daya, melainkan sebuah realitas yang
memiliki daya pacu dan picu hidup berkeluarga. Jika saja semua itu tanpa
didasari cinta, mungkin Anda tidak akan hidup bersama dengan suami atau istri
yang sampai detik ini menjadi pendamping hidup.
Saya
teringat dengan pengalaman beberapa hari yang lalu di mana saya mengunjungi kakak
dari teman saya yang sedang sakit dan sedang dirawat di salah satu rumah sakit
Jakarta. Memang, sakit yang diderita sungguh akut dan kemungkinan untuk hidup
sangatlah kecil. Namun, saya sendiri kagum oleh ibu yang adalah istri dari
kakak teman saya yang sedang sakit. Meski tidak hanya sesekali saya melihat
guratan wajah kesedihan di muka ibu itu, namun saya takjub oleh penghiburan dan
kesetiaan yang dibuat olehnya bagi suami tercinta: “Tetap semangat ya Pak....
besok kita pulang....”. Kata-kata pengharapan itu mungkin bagi saya hanyalah
sebatas penghiburan belaka, tapi bagi sang suami, kata-kata itu menjadi
motivasi untuk tenang dan bersemangat; sekalipun menahan sakit dan penyakit
yang terus menggerogoti raganya.
Saudara-saudariku
terkasih, adakalanya Tuhan melatih cinta Anda kepada pasangan hidup Anda
masing-masing dengan jalan yang berbeda-beda; dan pengalaman tadi adalah salah
satunya. Dengan caranya, Tuhan ingin melatih cinta Anda supaya tidak pupus
tergerus oleh pengalaman kegundahan dan tanpa harapan. Tuhan ingin cinta pada
pasangan Anda tetap terjaga dan tanpa berkesudahan.Harapannya, Anda dan
pasangan hidup Anda pun demikian!
jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar