MEMBERI
Setelah kita membahas resep kedua dari kelarga bahagia, yakni
selalu bersyukur atas apa yang telah diterima, sekarang kita akan mendalami
resep ketiga: memberi. Ada orang bijak mengatakan: “Memberi bukanlah mengurangi
bagian berkat kita dari Tuhan, melainkan mengembalikan berkat orang lain yang
dititipkan Tuhan kepada kita”. Pernyataan bijak itu ingin menyadarkan kita
bahwa segala bentuk apapun yang telah kita terima – yang kita “amini” sebagai
berkat dari Tuhan – merupakan bagian yang semestinya menjadi berkat bagi
sesama.
Usaha untuk berbagi kepada sesama akan menjadi lebih bermakna
jika di dalamnya berlandaskan pada semangat bersyukur; karena wujud konkret dari
rasa bersyukur adalah dengan memberi. Di sini, antara bersyukur dan memberi
memiliki keterkaitan makna di mana keduanya menunjuk pada segala bentuk rahmat
serta keadaan yang diterima sebagai berkat dari Yang Kuasa.
Setiap keluarga Katolik diharapkan mengingat bahwa Tuhan
selalu memberi apa yang diperlukan dalam hidup, bahkan memberikannya dengan
kelimpahan. Kenyataan itu semestinya menjadikan setiap keluarga Katolik tidak
tamak. Keluarga Katolik yang diberkati dipanggil untuk menggunakan apa yang
telah diterima – sebagai karunia berkat – untuk sesama atau keluarga yang berkekurangan.
Hal ini untuk menjamin bahwa sesama atau keluarga yang mempunyai sedikit dan
dalam kekurangan dapat hidup dengan lebih baik.
Anak-anak yang melihat orang tuanya memberi, mereka akan
mengikuti jejak orang tuanya – walaupun apa yang mereka berikan jauh lebih
sedikit dari yang diberikan orang tuanya. Demikian pula keluarga yang berani
untuk memberi dan berbagi, tentu akan dipandang sebagai keluarga yang murah
hati; bukan keluarga yang pelit! Harapannya, keluarga
Anda pun demikian. Semoga!
jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar