Resep 5
Keluarga Katolik
Bahagia:
Boleh
Bertengkar..., Asal Menyelesaikannya!
Semua
dari kita menginginkan agar keluarga yang kita bina adalah keluarga yang
sempurna. Salah satu identifikasi keluarga yang sempurna adalah keluarga yang
tidak mempunyai masalah, di antaranya terbebas dari konflik; entah konflik
antara suami-istri maupun antara orang tua-anak. Namun pada kenyataannya,
harapan pencapaian keluarga yang sempurna terhadang oleh realitas konflik atau
pertengkaran antar anggota keluarga.
Setiap
manusia diciptakan dengan keunikan atau karakter yang berbeda antara yang satu
dengan yang lain. Keunikan yang dimiliki pada dasarnya menjadi tanda kuasa
Allah. Keunikan yang dimiliki diharapkan berkembang agar dapat berguna bagi
manusia itu sendiri dan sesama. Namun masalahnya, tak jarang keunikan yang
dimiliki malah menjadi sumber masalah. Budaya untuk menyalahkan karena
kesalahan, kebiasaan untuk mengkritik tanpa mencari sisi penghargaan, cara
pandang negatif tanpa rasa belas kasihan; itu semua merupakan bagian dari hidup
yang ingin mengatakan bahwa “aku lebih unggul dari dia atau mereka”.
Demikian
pula dalam hidup berkeluarga, persaingan untuk menjadi “yang lebih unggul atau
yang lebih tinggi” dari pada anggota keluarga yang lain kadang tidak dapat
dipungkiri. Contohnya adalah suami menyalahkan isteri karena tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan baik; istri menyalahkan suami yang
kurang perhatian; orang tua menyalahkan anak-anak karena melakukan kesalahan
tertentu dan sebaliknya.
Saatnya
bagi kita sekarang untuk bertobat! Bukankah setiap dari kita adalah unik? Dan
dari keunikan itu, kita sebagai manusia dicipta sebagai ciptaan yang rapuh
setidaknya rapuh untuk berbuat kesalahan? Maka, konflik atau pertengkara dalam
hidup keluarga adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri dan semestinya itu
ada. Mengapa...? Ya.... itu memang harus terjadi karena Allah menghendaki kita
untuk belajar saling menghargai, saling mendengarkan, saling memperbaiki,
salaing menerima, saling mengampuni atas kelemahan karakter dan keunikan
manusiawi.
Anggota keluarga yang bertengkar untuk kemenangan pribadi
kehilangan kesempatan dan perasaan untuk berjuang bersama. Keluarga Katolik
yang hebat, menghormati kelebihan dan kekurangan masing-masing; serta selalu
ingat bahwa halangan dalam keluarga sebenarnya menjadikan keluarga itu sendiri
lebih kuat. Boleh bertengkar..., asal menyelesaikannya! Semoga keluarga
Anda pun demikian.
jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar