Rabu, 22 Februari 2017

Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga

Konsili Vatikan II menamakan keluarga sebagai Ecclesia Domestica (Gereja rumah tangga). Keluarga sebagai Gereja rumah tangga adalah tempat Yesus Kristus hidup dan berkarya untuk keselamatan manusia dan berkembangnya Kerajaan Allah. Dalam pandangan ini, Gereja dipahami sebagai tempat perwujudan konkret iman di mana yang menjadi pelaku utamanya adalah setiap anggota keluarga yang tinggal di dalamnya. Keluarga sebagai Gereja rumah tangga memiliki beberapa tugas dan peran, di antaranya adalah sebagai berikut.
Membangun persekutuan cinta di antara pribadi-pribadi dalam keluarga. Dalam membangun dan menjalani hidup berkeluarga tidak lepas dengan realitas yang satu ini, yakni masalah. Banyak kasus menunjukkan bahwa ada begitu banyak keluarga Katolik yang kandas karena tidak mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan keluarga. Masalah-masalah yang muncul dalam hidup keluarga sebenarnya menjadi kesempatan untuk semakin mengasihi atau memperdalam kasih antara antar anggota keluarga. Namun sayangnya, banyak yang lupa akan hal ini. Bukankan dengan ada masalah-masalah itu, akan menjadi nyatalah peran setiap anggota keluarga untuk mewujudkan semangat kasih dengan menghormati dan mengampuni? Di sinilah sebenarnya letak perwujudan keluarga sebagai persekutan cinta.
Memberikan pendidikan iman yang baik kepada anak-anak; demikian yang ditekankan dalam Katekismus Gereja Katolik. Dalam artikel 2226 dijelaskan:  “Pendidikan iman oleh orang tua sudah harus mulai sejak masa anak-anak. Ia mulai (dikenalkan) dengan kebiasaan bahwa anggota-anggota keluarga saling membantu, supaya dapat tumbuh dalam iman melalui kesaksian hidup yang sesuai dengan Injil.” Orang tua memilii peran dalam memberikan semua pokok iman yang anak butuhkan untuk pencapaian kedewasaan pribadi secara Kristiani. Pokok iman yang diberikan hendaknya sampai menyentuh inti iman: pengenalan terhadap Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan bagaimana mewujudkan apa yang diajarkan-Nya – yakni ajaran kasih – dalam kehidupan nyata.
Orang tua juga perlu untuk menyadari tugas mereka dalam menjalankan fungsi keluarga: mempersiapkan, memelihara dan melindungi berbagai panggilan yang ditumbuhkan Allah dalam diri anak-anak mereka. Perlu pagi orang tua mengenalkan panggilan hidup Kristiani, tidak hanya pada panggilan hidup berkeluarga, tetapi juga ada panggilan hidup yang khusus (menjadi romo, bruder, frater dan suster).
Peran dan tugas terakhir dari keluarga adalah ikut serta dalam kehidupan dan misi Gereja. Bersama dengan gerak dinamika lingkungan, stasi dan paroki, hendaknya setiap anggota keluarga (yang dipelopori oleh orang tua) mendorong setiap anggota keluarga untuk terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Dalam ranah ini, orang tua memainkan peran penting. Peran penting ini ditunjukkan dengan menjadi dan memberikan teladan kepada anak-anak. Keteladanan itu dapat dilakukan dengan keikutsertaan orang tua dalam setiap kegiatan menggereja, baik dalam lingkup lingkungan, stasi dan paroki. Harapannya, anak-anak pun akan melihat dan meneladani keaktifan hidup menggereja orang tua. Tapi, bagaimana jika orang tua malah tidak aktif dalam hidup menggereja?

rm. jenli, scj

1 komentar:

  1. Copas
    "Keluarga sebagai Gereja rumah tangga memiliki beberapa tugas dan peran, di antaranya adalah Membangun persekutuan cinta di antara pribadi-pribadi dalam keluarga".

    BalasHapus

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...