Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga
Konsili Vatikan II menamakan keluarga sebagai
Ecclesia Domestica (Gereja rumah tangga). Keluarga sebagai Gereja rumah tangga adalah tempat
Yesus Kristus hidup dan berkarya untuk keselamatan manusia dan berkembangnya Kerajaan
Allah. Dalam pandangan ini, Gereja dipahami sebagai tempat perwujudan konkret
iman di mana yang menjadi pelaku utamanya adalah setiap anggota keluarga yang
tinggal di dalamnya. Keluarga sebagai Gereja rumah tangga memiliki beberapa
tugas dan peran, di antaranya adalah sebagai berikut.
Membangun persekutuan cinta di antara pribadi-pribadi dalam keluarga. Dalam membangun dan menjalani hidup
berkeluarga tidak lepas dengan realitas yang satu ini, yakni masalah. Banyak
kasus menunjukkan bahwa ada begitu banyak keluarga Katolik yang kandas karena
tidak mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan keluarga. Masalah-masalah
yang muncul dalam hidup keluarga sebenarnya menjadi kesempatan untuk semakin mengasihi
atau memperdalam kasih antara antar anggota keluarga. Namun sayangnya, banyak
yang lupa akan hal ini. Bukankan dengan ada masalah-masalah itu, akan menjadi
nyatalah peran setiap anggota keluarga untuk mewujudkan semangat kasih dengan
menghormati dan mengampuni? Di sinilah sebenarnya letak perwujudan keluarga
sebagai persekutan cinta.
Memberikan pendidikan iman yang baik kepada anak-anak; demikian yang ditekankan dalam Katekismus Gereja
Katolik. Dalam artikel 2226 dijelaskan: “Pendidikan iman oleh orang tua
sudah harus mulai sejak masa anak-anak. Ia mulai (dikenalkan) dengan kebiasaan
bahwa anggota-anggota keluarga saling membantu, supaya dapat tumbuh dalam iman
melalui kesaksian hidup yang sesuai dengan Injil.” Orang tua memilii peran dalam memberikan
semua pokok iman yang anak butuhkan untuk pencapaian kedewasaan pribadi secara
Kristiani. Pokok iman yang diberikan hendaknya sampai menyentuh inti iman:
pengenalan terhadap Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan bagaimana mewujudkan
apa yang diajarkan-Nya – yakni ajaran kasih – dalam kehidupan nyata.
Orang tua juga perlu untuk menyadari tugas mereka dalam menjalankan
fungsi keluarga: mempersiapkan, memelihara dan melindungi berbagai panggilan
yang ditumbuhkan Allah dalam diri anak-anak mereka. Perlu pagi orang tua
mengenalkan panggilan hidup Kristiani, tidak hanya pada panggilan hidup
berkeluarga, tetapi juga ada panggilan hidup yang khusus (menjadi romo, bruder,
frater dan suster).
Peran dan tugas terakhir dari keluarga adalah ikut serta dalam kehidupan
dan misi Gereja. Bersama
dengan gerak dinamika lingkungan, stasi dan paroki, hendaknya setiap anggota
keluarga (yang dipelopori oleh orang tua) mendorong setiap anggota keluarga
untuk terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Dalam ranah ini, orang tua
memainkan peran penting. Peran penting ini ditunjukkan dengan menjadi dan
memberikan teladan kepada anak-anak. Keteladanan itu dapat dilakukan dengan
keikutsertaan orang tua dalam setiap kegiatan menggereja, baik dalam lingkup
lingkungan, stasi dan paroki. Harapannya, anak-anak pun akan melihat dan
meneladani keaktifan hidup menggereja orang tua. Tapi, bagaimana jika orang tua
malah tidak aktif dalam hidup menggereja?
rm.
jenli, scj
Copas
BalasHapus"Keluarga sebagai Gereja rumah tangga memiliki beberapa tugas dan peran, di antaranya adalah Membangun persekutuan cinta di antara pribadi-pribadi dalam keluarga".