Mengajari Anak Berempati
Adalah
penting bagi setiap orang tua mengajarkan anak agar bisa berempati. Harapannya,
anak menjadi pribadi yang mau menaruh hati terhadap orang yang ada di sekitarnya.
Hal ini mengajari anak supaya tidak selalu menjadi pribadi yang menang sendiri;
karena pada dasarnya anak tidak selalu identik dengan perilaku egois. Kini saatnya, bagi orang tua mengajarkan anak
untuk berempati. Kapan saat yang tepat? Saat yang tepat dimulai sejak dini,
yakni sejak anak dalam usia balita.
Seringkali
kita mengasosiasikan balita dengan perilaku ke-aku-an. Sebenarnya, masa balita
adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan anak untuk berempati, bukan malah
menitik beratkan tudingan bahwa “masa balita adalah saat anak harus selalu
menang”! Ada tiga hal yang bisa membantu untuk membesarkan anak agar bisa berempati.
Pertama,
ajarkan mereka merespons dengan kata-kata manis. Ajari anak mengungkapkan
emosinya ke dalam kata-kata. Contohnya, Adi yang masih berumur 2 tahun membuat
adiknya menangis karena dia merebut mainannya. Berikan pertanyaan retoris
kepada Adi, kenapa adiknya menangis: “Sepertinya adik menangis kalau Adi ambil
mainan dari adik lhoo...”? Dengan pertanyaan
seperti itu, kesadaran Adi terhadap perasaan orang lain akan terbangun. Jadikanlah
anak sebagai pusat perhatian ketika kita sedang mengajarinya.
Kedua,
contohkan dengan perilaku. Anak melihat cara berinteraksi orang tua dengan
orang lain. Gunakan pelbagai kesempatan untuk memberikan keteladanan yang bisa
mengundang sensitivitasnya. Orang tua dapat memberikan keteladanan dengan
memberi penghormatan kepada orang yang lebih tua; menolong orang yang jatuh; memberi
keteladanan dalam berbagi dan lain sebagainya.
Ketiga,
biarkan anak mengalami dan memahaminya. Ajarkan bahwa setiap orang memiliki
kesukaan dan pandangan yang berbeda, sehingga dia tidak bisa memaksakan
kehendak orang lain. Hal ini akan membantu anak untuk semakin berkembang dalam
memberikan respek terhadap kehadiran orang lain. Cara pembelajaran yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan kesempatan bagi anak untuk memelihara
binatang. Berikan dia tugas untuk memberikan makanan kepada binatang tersebut.
Hal itu akan menjadi kesempatan bagi anak untuk berpikir di luar keinginan
dirinya, sehingga mereka mengerti kebutuhan yang lain, termasuk kebutuhan
orang-orang yang ada di sekitarnya.
Semoga
metode-metode di atas dapat bermanfaat bagi Anda yang memegang mandat sebagai
orang tua Katolik. Memang harus mulai sejak dini jika menginginkan anak dapat
bertumbuh sesuai dengan harapan: peka untuk berempati terhadap orang lain.
Selamat mencoba!
rm.
jenli, scj
sangat bermanfaat :-)
BalasHapus