Mengajari Nilai Hidup
Melalui orang
tua, anak- anak belajar nilai-nilai hidup yang esensial dan terpenting. Nilai-nilai
esensial ini menurut Paus Yohanes Paulus II adalah: keadilan yang menghormati
martabat setiap manusia, terutama mereka yang termiskin dan yang paling
membutuhkan; melaksanakan hukum kasih
dengan memberikan diri untuk orang lain; pendidikan
seksualitas yang menyangkut keseluruhan pribadi manusia, baik tubuh, emosi
maupun jiwa; pendidikan moral yang
menjamin anak-anak bertindak dengan penuh tanggung jawab.
Pertama, sebagai
pendidik nilai hidup yang esensial bagi anak, orang tua perlu mengajarkan
tentang prinsip keadilan yang menghormati setiap orang, terutama mereka yang
memerlukan perhatian dan bantuan kita secara khusus. Dengan mengembangkan semangat keadilan dalam
hidup, anak dididik untuk semakin mengenali makna “berbuat adil” kepada sesama.
Melalui pendidikan ini, anak dikenalkan dengan pelbagai tindakan yang mampu
membawanya pada sebuah kesadaran bahwa berbuat adil itu memang baik. Langkah
konkret yang dapat dilakukan, anak diajari untuk tidak memaksakan kehendak
memiliki barang atau mainan teman sepermainannya. Dalam hal ini, peran orang
tua adalah perlu memberikan penjelasan kepada anak, mengapa tindakan itu
diperjuangkan.
Kedua, orang
tua perlu memberikan teladan kepada anak-anak, bahwa memberi merupakan wujud
konkret dari berbuat kasih kepada sesama. Ini sangat penting, untuk membentuk
karakter anak agar murah hati dan tidak egois. Orang tua perlu untuk mengajari
mereka, bukan hanya melalui kata-kata pengajaran saja, tetapi dituntut untuk
memberikan teladan di depan anak itu sendiri. Dengan demikian, anak semakin
terbantu untuk mengembangkan semangat berbagi dalam dirinya melalui tindakan
atau keteladanan dari orang tua.
Ketiga,
pendidikan seksualitas pada anak juga perlu mendapat perhatian, yang dapat
disampaikan sesuai dengan umur anak. Jangan sampai seksualitas dibatasi menjadi
sensualitas; namun harus mencakup keseluruhan pribadi seseorang, tubuh, jiwa
maupun emosi. Memang, dalam hal ini, orang
tua dituntut untuk memberikan pendidikan kepada anak secara bijak sehingga apa
yang disampaikan sungguh dapat dipahami. Anak mulai diajari untuk menyadari
jenis kelamin dirinya sendiri dan diajari memberikan penghormatan kepada teman
atau sesama yang memiliki jenis kelami yang berbeda. Konkretnya, anak dibimbing
untuk menggunakan semua anggota tubuhnya dengan bijaksana dan tidak melecehkan
teman yang memiliki jenis kelamin berbeda.
Terakhir,
orang tua perlu memberikan pengarahan tentang pendidikan moral kepada
anak-anak, supaya anak-anak dapat menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Anak
diharap memiliki kemampuan untuk dapat
memilih mana yang baik dan mana yang buruk; bahkan anak diharap memiliki
kemampuan untuk memilih yang baik bila dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang
buruk.
Dengan memberikan pendidikan nilai-nilai hidup yang
esensial, orang tua melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik pertama
dan utama bagi anak. Memang dibutuhkan ketekunan dalam mendidik, mengingat
semua anak memiliki karakter yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lain. Meski demikian, komitmen untuk tidak mudah menyerah adalah langkah
terbaik. Harapannya, anak dapat menjadi pribadi yang dewasa.
rm. jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar