Kamis, 05 Januari 2017

Peran Orang Tua bagi Anak

Realitas perkembangan jaman sekarang ini, ada banyak anak-anak yang menganggap rumah hanya sebagai tempat makan dan tidur. Di lain pihak, kedua orang tua sibuk dengan urusan mereka masing-masing, sehingga tidak ada waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Jika berkomunikasi tentang hal-hal yang sehari-hari saja sudah kurang, apalagi pembicaraan tentang Tuhan dan iman Katolik?
Kurangnya perhatian dari orang tua, konsekuensinya mengakibatkan anak-anak mencari kesenangannya sendiri. Mereka asyik dengan dunia sendiri dan mencari pemenuhan kebutuhan mereka untuk diperhatikan serta dikasihi dengan cara mereka sendiri. Sebagian mungkin mendapatkannya dari permainan game di komputer/internet, chatting di FB (Face Book), BBM (Black Berry Messenger), nonton TV atau jalan- jalan.
Jika terus dibiarkan, anak-anak akan berkembang menjadi pribadi yang cenderung individualistik dari pada berorientasi komunal dan berinteraksi langsung dengan orang- orang di sekitar mereka. Selain itu, kesenangan sesaat dan kehidupan hura-hura yang serba instant menjadi pilihan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak anak muda sekarang ini. Soal iman? Bagi mereka sepertinya hanya prioritas kedua, atau bahkan tidak menjadi prioritas sama sekali. Soal Tuhan? Mungkin kurang menarik perhatian mereka. Dalam kondisi ini, orang tua seolah tak berdaya, dan akhirnya menyerah.
Ibarat sebuah rumah, keluarga juga harus dibangun atas dasar yang kuat. Dasar pondasi yang kuat itu adalah iman akan sabda Tuhan dan penerapannya di dalam perbuatan kita (Mat 7: 24-27). Keluarga adalah tempat pertama bagi anak-anak untuk menerima pendidikan iman dan mempraktikkannya. Dalam hal ini orang tua mengambil peran utama, yaitu untuk menampakkan kasih Allah, dan mendidik anak-anak agar mengenal serta mengasihi Allah dan karena mengasihi Allah, mereka dapat mengasihi sesama.
Bentuk konkret perwujudan tugas orang tua dalam mendidika anak dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: doa bersama sekeluarga dan mendampingi anak-anak menerima sakramen-sakramen; mengusahakan suasana kasih dan kebersamaan dalam keluarga; orang tua berusaha menjadikan keluarga sebagai sekolah pertama untuk menanamkan kebajikan Kristiani.



frd. jenli, scj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...