Peran Orang Tua bagi Anak
Realitas perkembangan jaman sekarang ini, ada banyak
anak-anak yang menganggap rumah hanya sebagai tempat makan dan tidur. Di lain
pihak, kedua orang tua sibuk dengan urusan mereka masing-masing, sehingga tidak
ada waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Jika berkomunikasi
tentang hal-hal yang sehari-hari saja sudah kurang, apalagi pembicaraan tentang
Tuhan dan iman Katolik?
Kurangnya perhatian dari orang tua, konsekuensinya mengakibatkan
anak-anak mencari kesenangannya sendiri. Mereka asyik dengan dunia sendiri dan
mencari pemenuhan kebutuhan mereka untuk diperhatikan serta dikasihi dengan
cara mereka sendiri. Sebagian mungkin mendapatkannya dari permainan game di komputer/internet, chatting di FB (Face Book), BBM (Black
Berry Messenger), nonton TV atau jalan- jalan.
Jika terus dibiarkan, anak-anak akan berkembang menjadi
pribadi yang cenderung individualistik dari pada berorientasi komunal dan
berinteraksi langsung dengan orang- orang di sekitar mereka. Selain itu, kesenangan
sesaat dan kehidupan hura-hura yang serba instant
menjadi pilihan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak anak muda sekarang ini.
Soal iman? Bagi mereka sepertinya hanya prioritas kedua, atau bahkan tidak
menjadi prioritas sama sekali. Soal Tuhan? Mungkin kurang menarik perhatian
mereka. Dalam kondisi ini, orang tua seolah tak berdaya, dan akhirnya menyerah.
Ibarat sebuah rumah, keluarga juga harus dibangun atas dasar
yang kuat. Dasar pondasi yang kuat itu adalah iman akan sabda Tuhan dan penerapannya
di dalam perbuatan kita (Mat 7: 24-27). Keluarga adalah tempat pertama bagi
anak-anak untuk menerima pendidikan iman dan mempraktikkannya. Dalam hal ini
orang tua mengambil peran utama, yaitu untuk menampakkan kasih Allah, dan
mendidik anak-anak agar mengenal serta mengasihi Allah dan karena mengasihi
Allah, mereka dapat mengasihi sesama.
Bentuk konkret perwujudan tugas orang tua dalam mendidika anak dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut: doa bersama sekeluarga dan
mendampingi anak-anak menerima sakramen-sakramen; mengusahakan suasana kasih dan kebersamaan dalam
keluarga; orang tua berusaha menjadikan keluarga sebagai sekolah pertama untuk
menanamkan kebajikan Kristiani.
frd. jenli, scj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar