Hal-Hal yang Saya Pelajari dari Buku
Hadap
HADAP (Hubungan
Dasar Antar Pribadi) merupakan sebuah latihan yang membantu setiap pribadi
untuk mempekenalkannya kepada beberapa hal/prinsip yang berguna dalam hubungan
antar pribadi. Latihan ini juga memberikan beberapa kesempatan bagi individu
(serta kelompok) untuk mencoba cara-cara baru dalam membangun hubungan dengan
orang lain. Atas dasar itu, buku Hadap sungguh membantu dalam pengembangan diri
agar menjadi pribadi menuju perubahan dan pertumbuhan pada ranah hubungan
dengan sesama-orang lain. Adapun beberapa prinsip/hal yang berguna (penting)
untuk diingat atau direnungkan dan juga perlu untuk dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari dari Hadap di antaranya: dalam berhubungan dengan orang lain haruslah melihatnya sebagai pribadi
dan bukan sebagai benda; perlunya
kesadaran akan perasaan-perasaan diri dalam berhubungan dengan orang lain; mengakui perasan merupakan yang membuat diri
menjadi lega; menyenangi keadaan diri
adalah pertumbuhan sebagai pribadi; hubungan antar pribadi adalah sebuah kunci
pertumbuhan diri! Beberapa prinsip itulah yang perlu untuk dihayati dan
dikonkritkan dalam praksis kehidupan bersosial.
Manusia adalah
makhluk sosial. Oleh karena itu dalam praksis kehidupan ia harus berhadapan
dengan sesama. Keadaan inilah yang membuat seseorang – sebagai manusia – untuk juga memperhatikan
sesama sebagai manusia pula. Maka, dalam berhubungan dengan orang lain/sesama
haruslah melihatnya sebagai pribadi dan bukan sebagai benda. Orang lain yang
dihadapi dalam pergaulan hidup adalah pribadi yang mempunyai perasaan. Kesadaran
inilah yang setidaknya mengarahkan diri untuk bercakap-cakap, memandang, dan
terus mengingat bahwa orang lain adalah seseorang yang mempunyai perasaan. Kesadaran
ini pula yang mengharuskan setia orang dalam mengembangkan hidup bersosialitas
untuk tidak memandang orang lain sebagai sarana melainkan lebih melihatnya
sebagai pribadi yang memiliki tujuan pada dirinya sendiri.
Aspek lain yang
juga sangat penting dalam membangun hubungan antar pribadi adalah perlunya
kesadaran akan perasaan-perasaan diri dalam berhubungan dengan orang lain. Hal
ini sungguh dipentingkan karena seringkali terabaikan saat kita berinteraksi
dengan orang lain. Agar kecenderungan ini dapat teratasi maka diperlukan sebuah
hubungan tertentu supaya dapat merasa bebas untuk mengenal lebih dalam dan
untuk menghargai perasaan diri sendiri. Menyadari akan perasaan-perasan diri
sendiri pada prinsipnya berusaha untuk menerima orang lain – dengan menerima
perasaan yang sedang dialaminya – dan juga dengan tidak mengabaikan perasaan
yang sedang kita alami di saat sedang berinteraksi dengan orang lain (yang sedang
membagikan perasaannya itu).
Dalam latihan
Hadap mengetengahkan pentingnya untuk mengakui perasaan. Latihan ini merupakan sebuah
langkah yang membuat diri menjadi lega atas perasaan yang sedang dialami,
terlebih perasaan-perasaaan yang membuat tidak OK-nyaman! Pada kenyataannya banyak permasalahan yang timbul dalam
hubungan kita dengan orang lain karena ketidakmampuan kita dalam
mengkomunikasikan perasaan yang dialami secara efektif. Bila kita sedang
mengalami perasaan yang tertekan (marah, jengkel, bosan dan lainnya) dan itu
disembunyikan, disangkal atau mengkomunikasikannya dengan cara yang tidak tepat
maka masalahlah yang timbul dalam hubungan dengan sesama. Oleh karena itu,
mengakui perasaan dan mengkomunikasikannya sangatlah penting. Mengakui perasaan
tidak hanya menolong kita untuk lebih memahaminya melainkan juga memberikan
pengaruh psikologis yang baik pada kita agar mampu untuk mengkomunikasikannya
dengan efektif-tepat. Jika perasaan itu dapat diakui dan dikomunikasikan dengan
baik akan terungkap dengan kata-kata (biasanya): “Lega rasanya sesudah
mencurahkan perasaan saya”!
Menyenangi
keadaan diri adalah pertumbuhan sebagai pribadi. Dengan menyenangi keadaan diri
yang apa adanya sungguh membantu kita untuk melepaskan diri dari “lingkaran
setan” yang dapat mengarahkan terbentuknya perasaan negatif terhadap diri (tidak berharga) dan hal-hal lain yang dapat
menghalangi pertumbuhan kita sebagai pribadi. Dalam Hadap menekankan bahwa
dalam kenyataan sering menunjukkan bahwa kerap kali orang mulai berkembang bila
ia mulai menerima diri pribadinya. Hal itu sungguh tepat karena dengan menerima
diri pribadi mengarahkan seseorang untuk dapat membangun sebuah perasaan
positif bagi dirinya sendiri sebagai pribadi yang berharga dan unik di hadapan
yang lain.
Akhirnya, begitu
banyak prinsip/hal yang dapat saya pelajari dalam Hadap yang di antaranya
adalah empat poin di atas. Namun kiranya hal-hal postif yang saya temukan itu
hanyalah ide ataupun kerangka teori belaka tanpa adanya sebuah usaha untuk
mengkonkritkannya. Untuk itu, dalam bagian terakhir dari Hadap menekankan
perlunya langkah realisasi dari beberapa kerangka teori membangun hubungan
dengan sesama, yakni: hubungan antar pribadi adalah sebuah kunci pertumbuhan
diri. Perlunya menjalin hubungan antar pribadi adalah sebuah media untuk
mewujudkan beberapa poin yang didapat dalam latihan Hadap dengan mempraktikkannya
langsung dalam hubungan dengan sesama. Langkah terakhir ini sungguh penting
karena latihan untuk memproses diri menuju perubahan dan pertumbuhan diri
mendapat tempatnya.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar