Rabu, 01 Maret 2017

Hal-Hal yang Saya Pelajari dari Buku Hadap


HADAP (Hubungan Dasar Antar Pribadi) merupakan sebuah latihan yang membantu setiap pribadi untuk mempekenalkannya kepada beberapa hal/prinsip yang berguna dalam hubungan antar pribadi. Latihan ini juga memberikan beberapa kesempatan bagi individu (serta kelompok) untuk mencoba cara-cara baru dalam membangun hubungan dengan orang lain. Atas dasar itu, buku Hadap sungguh membantu dalam pengembangan diri agar menjadi pribadi menuju perubahan dan pertumbuhan pada ranah hubungan dengan sesama-orang lain. Adapun beberapa prinsip/hal yang berguna (penting) untuk diingat atau direnungkan dan juga perlu untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dari Hadap di antaranya: dalam berhubungan dengan orang lain haruslah melihatnya sebagai pribadi dan bukan sebagai benda; perlunya kesadaran akan perasaan-perasaan diri dalam berhubungan dengan orang lain; mengakui perasan merupakan yang membuat diri menjadi lega; menyenangi keadaan diri adalah pertumbuhan sebagai pribadi; hubungan antar pribadi adalah sebuah kunci pertumbuhan diri! Beberapa prinsip itulah yang perlu untuk dihayati dan dikonkritkan dalam praksis kehidupan bersosial.
Manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu dalam praksis kehidupan ia harus berhadapan dengan sesama. Keadaan inilah yang membuat seseorang  – sebagai manusia – untuk juga memperhatikan sesama sebagai manusia pula. Maka, dalam berhubungan dengan orang lain/sesama haruslah melihatnya sebagai pribadi dan bukan sebagai benda. Orang lain yang dihadapi dalam pergaulan hidup adalah pribadi yang mempunyai perasaan. Kesadaran inilah yang setidaknya mengarahkan diri untuk bercakap-cakap, memandang, dan terus mengingat bahwa orang lain adalah seseorang yang mempunyai perasaan. Kesadaran ini pula yang mengharuskan setia orang dalam mengembangkan hidup bersosialitas untuk tidak memandang orang lain sebagai sarana melainkan lebih melihatnya sebagai pribadi yang memiliki tujuan pada dirinya sendiri.
Aspek lain yang juga sangat penting dalam membangun hubungan antar pribadi adalah perlunya kesadaran akan perasaan-perasaan diri dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini sungguh dipentingkan karena seringkali terabaikan saat kita berinteraksi dengan orang lain. Agar kecenderungan ini dapat teratasi maka diperlukan sebuah hubungan tertentu supaya dapat merasa bebas untuk mengenal lebih dalam dan untuk menghargai perasaan diri sendiri. Menyadari akan perasaan-perasan diri sendiri pada prinsipnya berusaha untuk menerima orang lain – dengan menerima perasaan yang sedang dialaminya – dan juga dengan tidak mengabaikan perasaan yang sedang kita alami di saat sedang berinteraksi dengan orang lain (yang sedang membagikan perasaannya itu).
Dalam latihan Hadap mengetengahkan pentingnya untuk mengakui perasaan. Latihan ini merupakan sebuah langkah yang membuat diri menjadi lega atas perasaan yang sedang dialami, terlebih perasaan-perasaaan yang membuat tidak OK-nyaman! Pada kenyataannya banyak permasalahan yang timbul dalam hubungan kita dengan orang lain karena ketidakmampuan kita dalam mengkomunikasikan perasaan yang dialami secara efektif. Bila kita sedang mengalami perasaan yang tertekan (marah, jengkel, bosan dan lainnya) dan itu disembunyikan, disangkal atau mengkomunikasikannya dengan cara yang tidak tepat maka masalahlah yang timbul dalam hubungan dengan sesama. Oleh karena itu, mengakui perasaan dan mengkomunikasikannya sangatlah penting. Mengakui perasaan tidak hanya menolong kita untuk lebih memahaminya melainkan juga memberikan pengaruh psikologis yang baik pada kita agar mampu untuk mengkomunikasikannya dengan efektif-tepat. Jika perasaan itu dapat diakui dan dikomunikasikan dengan baik akan terungkap dengan kata-kata (biasanya): “Lega rasanya sesudah mencurahkan perasaan saya”!
Menyenangi keadaan diri adalah pertumbuhan sebagai pribadi. Dengan menyenangi keadaan diri yang apa adanya sungguh membantu kita untuk melepaskan diri dari “lingkaran setan” yang dapat mengarahkan terbentuknya perasaan negatif terhadap diri  (tidak berharga) dan hal-hal lain yang dapat menghalangi pertumbuhan kita sebagai pribadi. Dalam Hadap menekankan bahwa dalam kenyataan sering menunjukkan bahwa kerap kali orang mulai berkembang bila ia mulai menerima diri pribadinya. Hal itu sungguh tepat karena dengan menerima diri pribadi mengarahkan seseorang untuk dapat membangun sebuah perasaan positif bagi dirinya sendiri sebagai pribadi yang berharga dan unik di hadapan yang lain.
Akhirnya, begitu banyak prinsip/hal yang dapat saya pelajari dalam Hadap yang di antaranya adalah empat poin di atas. Namun kiranya hal-hal postif yang saya temukan itu hanyalah ide ataupun kerangka teori belaka tanpa adanya sebuah usaha untuk mengkonkritkannya. Untuk itu, dalam bagian terakhir dari Hadap menekankan perlunya langkah realisasi dari beberapa kerangka teori membangun hubungan dengan sesama, yakni: hubungan antar pribadi adalah sebuah kunci pertumbuhan diri. Perlunya menjalin hubungan antar pribadi adalah sebuah media untuk mewujudkan beberapa poin yang didapat dalam latihan Hadap dengan mempraktikkannya langsung dalam hubungan dengan sesama. Langkah terakhir ini sungguh penting karena latihan untuk memproses diri menuju perubahan dan pertumbuhan diri mendapat tempatnya.


*   *   *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La présence de Dieu qui accompagne toujours nos vies est un mystère. Sa présence réelle qu'Il soit là ou ici, nous ne pourrons peut-être...